KEPEMIMPINAN
A.
Definisi Kepemimpinan
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa
berinteraksi dengan sesama manusia di dalam kebutuhan hidupnya. Di dalam proses
berinteraksi itu, manusia selalu terkait dengan kehidupan kelompok dan
organisasi. Kelompok dapat mencapai tujuan apabila unsur-unsur yang ada di
dalamnya dapat menjalankan fungsinya masing-masing Salah satu unsur utama yang
menentukan jalannya kelompok atau organisasi adalah pemimpin (Yuyun, 2010).
Untuk dapat menjalankan roda organisasi atau kelompok, pemimpin harus tahu
tentang kepemimpinan dan memahami sifat-sifat kepemimpinan. Definisi
kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan
adalah suatu seni atau proses mempengaruhi sekelompok orang, sehingga mereka
mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok (H.Koonts and
Cyril O’Donel, 1982)
b. Kepemimpinan
kepentingan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang
sudah ditentukan dengan penuh semangat (Davis, 1992)
c. Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya bekerja dengan
ikhlas untuk mencapai tujuan bersama (Terry, 1960)
Masih
banyak definisi kepemimpinan, namun kesimpulan dari definisi kepemimpinan
adalah tindakan seseorang pemimpin terhadap anggota kelompoknya dalam upaya
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Di Indonesia dikenal dua macam
pemimpin, yaitu natural leader dna management leader. Naturalleader adalah
seseorang yang menggunakan naluri, sikap, kemapuan, dan kepribadiannya untuk
menciptakan keadaan sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat slaing bekerja
sama mencapai tujuan. Sedangkan management leader adalah sesorang dengan
kedudukannya sebagai pemimpin dalam melaksanankan tugas berdasarkan pada
prinsip dasar manajemen yaitu perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian sehingga dapat menciptakan keadaan orang lain yang dipimpinnya
saling bekerja sama mencapai tujuan.
Seseorang
sering mnganggap bahwa pemimpin sama dengan manajer meskipun semua itu merupakan
atasan dari anggota kelompok, tetapi sebenarnya ada perbedaan nyata diantara
keduanya Pemimpin belumtentu seorang manajer, tetapi manajer adalah seorang
pemimpin (Huse,dan Bowditch, 1977).
Manajer adalah seseorang yang bertugas
mengkoordinasikan kegiatan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
dengan melaksanankan fungsi manajemen (perencanaa, pengorganisasian, pelaksanaan,pemgendalian).
Sedangkan pemimpin adalah orang yang orang yang mampu atau pandai mempengaruhi
dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu., dengan demikian
kepemimpinan ideal adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dan
juga memiliki kemampuan manajerial.
B. Teori
Kepemimpinan
Tiga
teori kepemimpinan yang cukup menonjol adalah :
1. Teori
Genetis
Inti
teori ini dinyatakan bahwa “leaderare born and not made”. Menurut teori ini
seorang akan menjadi pemimpin apabila mereka dilahirkan dengan bakat-bakat
kepemimpinan dalam kondisi bagaimanapun, sesorang ditempatkan, karena ia telah
ditakdirkan sebagai seorang pemimpin suatu kelak ia akan menjadi pemimpin
2. Teori
Sosial
Inti
teori sosial adalah “Leader are made nothorn” teori ini adalah kebalikan teori
genetis. Penganut teori ini mengemukakan bahwa setiap orang “dapat”menjadi
pemimpin apabila diberikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori
Ekologis
Menurut
penganut teori ini, mengemukakan bahwa teori genetis dan teori sosial tidak
seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori
tersebut, muncul teori ekologis yang intinya seseorang hanya akan berhasil
menjadi pemimpin yang baik apabila “ia”waktu dilahirkan telah membawa
bakat-bakat tersebut yang selanjutnya dikembangkan melalui pendidikan dan
pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki.
Teori
di atas adalah penggabungan segi positif dari kedua teori sebelumnya, dan
hampir mendekati kebenaran
C. Sifat
Kepemimpinan
Sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin supaya dapat mendukung keberhasilan memimpin diantaranya :
1. Sosial
sensitivity, artinya dapat merasakan dan mengerti tingkah laku anggota kelompok
dan peka terhadap kebutuhannya.
2. Behavior
fleksibility, dapat menyesuaikan tingkah lakunya untuk mengadakan perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan situasi kelompoknya.
Sifat kepemimpinan tidak hanya didapat
dari bakat sejak lahir saja, namun juga dapat dipelajari sehingga memenuhi
syarat sebagai pemimpin. Kepemimpinan yang dibutuhkan pada masing-masing
organisasi berbeda menurut tujuan, jenis kegiatan, dan besar kecilnya
organsasi, maka sifat kepemimpinan yang dibuthkan juga berbeda. Menurut Terry,
1960, kriteria yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin adalah
-
kekuatan (kekuatan jasmani dan rohani);
-
keseimbangan emosi (Harus dapat menguasai
perasaannya dalam apapun yang dihadapinya),
-
Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan
(kemampuan untuk mengetahui sifat serta tingkah lakunya dalam pergaulan)
-
Motivasi pribadi (Keinginan memimpin
berasal dari dalam dirinya, shingga dapat menimbulkan gairah dalam bekerja)
-
Kecakapan berkomunikasi (Pandai
menyampaikan informasi dan maksudnya sehingga timbul kerjasamayang harmonis)
-
Kecakapan mengajar (Pemimpin yang baik
adalah guru yang baik, sehingga dibutuhkan kecakapan untuk mengajarkan sesuatu
melalui petunjuk/keteladanan untuk bawahan.
-
Kemampuan teknis (memilikikecakapan
memimpin dalammerencana, mengorganisir, melimpahkan tugas, memberi nasihat,
membuat keputusan dan mengawasi dan kerja sama)
D. Wawasan
Kepemimpinan
Apabila seorang pemimpin ingin mencapai tujuan
dengan efektif, maka ia haruslah mempunyai wewenang untuk memimpin bawahannya
untuk mencapai tujuan tersebut. Wewenang ini disebut wewenang kepemimpinannya
berupa hak untuk bertindak dan mempengaruhi tingkah laku orang yang
dipimpinnya. Terdapat dua pendapat mengenai sumber wewenang. Pertama adalah
“Top Down Authority” yaitu wewenang yang dapat berasal dari atasan seperti
seorang presiden direktur yang menunjuk sesorang yang dianggap mampu menjadi
kepala penjualan lalu diberi wewenang untuk memerintah dari atasannya.
Gambar kepemimpinan secara Top Down
Authority
Konsep kedua adalah “Bottom up
Authority” yang mendasarkan diri pada teori penerimaan (acceptance theory).
Dalam konsep ini pemimpin dipilih (diterima) oleh mereka yang akan menjadi
bawahannya. Apabila seseorang diterima sebagai pimpinan dan diberi wewenang
untuk memimpin, maka para bawahan akan
menerima menghargai wewenang itu sebabnya mereka punya respek pribadi untuk
menghargai orang tersebut merupakan wakil yang mewakili nilai-nilai yang mereka
anggap penting.
Sesuai dengan teori penerimaan, para
bawahan akan mengakui bahwa bimbingan dan dorongan dapat diperoleh dari
kepemimpinan. Para pekerja akan menilai calon pimpinan yang dapat diterima oleh
mereka dan karenanya, calon pimpinan seharusnya berasal dari bawah bukan Top
down Authority.
Gambar
Kepemimpinan secara Bottom up Authority
Meskipun kedua konsep ini saling
bertentangan,terdapat manfaatnya sendiri-sendiri. Top down authority diperlukan
apabila koordinasi dan pengawasan yang layak untuk dicapai. Suatu wewenang yang
terpusat diperlukan untuk mencapai perencana dan pengambilan keputusan yang
diperlukan untuk membantu perusahaan bekerja dengan erat (kohesif). Susunang
wewenang yang formil membantu adanya kesatuan (unity) yang diinginkan.
Menurut pandangan pimpinan bawahan, pemimpin formal
dapat menjalankan pekerjaanya dengan efektif apabila ia mendapat dukungan dan
diterima oleh bawahannya. Apabila para awahan menghargainya atau merespek, maka
mereka akan mengikuti pimpinan dengan kooperatif dan gembira. Sehingga hubungan
atasan dan bawahan lebih harmonis. Pengarahan dari para pimpinan leboh bersifat
sukarela atau bukan atas dasar wewenang formil.